Minggu, 17 April 2011

Contoh Rantai Deduksi

Nama : Indah Sevia
NPM : 10208639
Kelas : 3EA03

.2.2.5 Rantai Deduksi

Penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.

Contoh :

a. Semua plecing kangkung pedas rasanya. (hasil generalisasi)

Kali ini saya diberi lagi plecing kangkung.

Sebab itu, plecing kangkung ini juga pasti pedas rasanya. (deduksi)

Saya tidak suka akan makanan yang pedas rasanya. (induksi: generlisasi)

Ini adalah plecing kangkung pedas.

Sebab itu, saya tidak suka plecing kangkung ini. (deduksi)

Saya tidak suka makan apa saja, yang tidak saya senangi (induksi:generalisasi)

Saya tidak suka makanan ini.

Sebab itu saya tidak memakannya. (deduksi)

b. Semua jamu pahit rasanya. (hasil generalisasi)

Kali ini saya diberi lagi jamu.

Sebab itu, jamu ini juga pasti pahit rasanya. (deduksi)

Saya tidak suka akan minuman yang pahit rasanya. (induksi: generlisasi)

Ini adalah jamu pahit.

Sebab itu, saya tidak suka jamu ini. (deduksi)

Saya tidak suka minum apa saja, yang tidak saya senangi (induksi:generalisasi)

Saya tidak suka minuman ini.

Sebab itu saya tidak meminumnya. (deduksi)


Contoh kalimat deduksi, silogisme, emiten

Nama : Indah Sevia
NPM : 10208639
Kelas : 3EA03

2.1 Pengertian Deduksi

Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de yang berarti ‘dari’, dan kata deducere yang berarti ‘menghantar’,’memimpin’).

2.2 Pemikiran Deduktif

Pemikiran deduksi merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.

2.2.1 Menarik Simpulan secara Langsung

Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.

1. Semua S adalah P (Premis)

Sebagian P adalah S ( Simpulan)

Contoh :

a. Semua paramecium bersel satu. (Premis)

Sebagian yang bersel satu adalah paramecium. (Simpulan)

b. Semua mobil beroda empat. (Premis)

Sebagian yang beroda empat adalah mobil. (Simpulan)

c. Semua garam rasanya asin. (Premis)

Sebagian yang asin adalah garam. (Simpulan)

2. Tidak satu pun S adalah P. (Premis)

Tidak satu pun P adalah S. (Simpulan)

Contoh :

a. Tidak sebuah televisi pun adalah radio. (Premis)

Tidak sebuah radio pun adalah televisi. (Simpulan)

b. Tidak seekor ayam pun adalah tikus. (Premis)

Tidak seekor tikus pun adalah ayam. (Simpulan)

c. Tidak sebuah mobil pun adalah motor. (Premis)

Tidak sebuah motor pun adalah mobil. (Simpulan)

3. Semua S adalah P. (Premis)

Tidak satu pun S adalah tak-P. (Simpulan)

Contoh :

a. Semua cobra adalah ular berbisa. (Premis)

Tidak satu pun cobra adalah ular tidak berbisa. (Simpulan)

b. Semua mobil adalah kendaraan beroda empat. (Premis)

Tidak satu pun mobil adalah kendataan tidak beroda empat. (Simpulan)

c. Semua paramecium adalah hewan bersel satu. (Premis)

Tidak satu pun paramecium adalah hewan tidak bersel satu. (Simpulan)

4. Tidak satu pun S adalah P. (Premis)

Semua S adalah tak-P. (Simpulan)

Contoh :

a. Tidak satu pun mawar adalah melati. (Premis)

Semua mawar adalah bukan melati. (Simpulan)

b. Tidak satu pun bebek adalah kodok. (Premis)

Semua bebek adalah bukan kodok. (Simpulan)

c. Tidak satu pun tumbuhan adalah hewan. (Premis)

Semua tumbuhan adalah bukan hewan. (Simpulan)

5. Semua S adalah P. (Premis)

Tidak satu pun S adalah tak-P. (Simpulan)

Tidak satu pun tak-P adalah S. (Simpulan)

Contoh :

a. Semua burung adalah bersayap. (Premis)

Tidak satu pun burung adalah tak bersayap. (Simpulan)

Tidak satu pun yang tak bersayap adalah burung. (Simpulan)

b. Semua rumah adalah beratap. (Premis)

Tidak satu pun rumah adalah tak beratap. (Simpulan)

Tidak satu pun yang tak beratap adalah rumah. (Simpulan)

c. Semua makhluk hidup adalah bernafas. (Premis)

Tidak satu pun makhluk hidup adalah tak bernafas. (Simpulan)

Tidak satu pun yang tak bernafas adalah makhluk hidup. (Simpulan)

2.2.2 Menarik Simpulan secara Tidak Langsung

Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan tidak langsung sebagai berikut :

2.2.2.1 Silogisme Kategorial

Yang dimaksud dengan silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga. Silogisme kategorial adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Premis mayor adalah proposisi yang dianggap benar bagi semua anggota kelas tertentu. Premis minor adalah proposisi yang mengidentifikasi sebuah peristiwa (fenomena) yang khusus sebagai anggota dari kelas tadi. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.

Contoh :

a. Semua hewan berkembang biak.

Semua monyet adalah hewan.

Jadi, semua monyet berkembang biak.

b. Semua kendaraan memiliki roda.

Semua sepeda adalah kendaraan.

Jadi, semua sepeda memiliki roda.

c. Semua manusia sopan.

Semua dosen adalah manusia.

Jadi, semua dosen sopan.

Untuk menghasilkan simpulan harus ada term menengah sebagai penghubung antara premis mayor dan premis minor. term penengah hanya terdapat pada premis, tidak terdapat pada simpulan. Kalau term penengah tidak ada, simpulan tidak dapat diambil.

Contoh :

a. Semua manusia tidak sopan.

Semua bebek bukan manusia.

Jadi, (tidak ada simpulan).

b. Semua kendaraan tidak memiliki roda.

Semua radio bukan kendaraan.

Jadi, (tidak ada simpulan).

c. Semua binatang tidak berkembang biak.

Semua mawar bukan binatang.

Jadi, (tidak ada simpulan).

Aturan umum silogisme kategorial adalah sebagai berikut :

1. Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu : term mayor, term minor, dan term penengah.

Contoh :

a. Semua mahasiswa harus rajin belajar.

Donny adalah seorang mahasiswa.

Donny harus rajin belajar.

b. Semua ayah harus mencari nafkah.

Dion adalah seorang ayah.

Dion harus mencari nafkah.

c. Semua nelayah harus giat mencari ikan.

Terry adalah seorang nelayan.

Terry harus giat mencari ikan.

2. Silogisme terdiri dari atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan simpulan.

3. Dua premis yang negative tidak dapat menghasilkan simpulan.

Contoh :

a. Semua mawar bukan melati

Tidak satu mawar pun adalah hewan.

b. Semua mobil bukan motor.

Tidak satu mobil pun adalah sepeda.

c. Semua bebek bukan kodok.

d. Tidak seekor bebek pun adalah tumbuhan.

4. Bila satu premisnya negative, simpulan pasti negative.

Contoh :

a. Tidak seekor cobra pun adalah burung.

Semua cobra berbisa.

Jadi, tidak seekor burung pun berbisa.

b. Tidak seekor burung pun adalah buaya.

Semua burung bersayap.

Jadi, tidak seekor buaya pun bersayap.

c. Tidak satu pun mawar adalah singkong.

Semua mawar berbunga.

Jadi, tidak satu singkong pun berbunga.

5. Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.

Contoh :

a. Semua ikan adalah berbau amis.

Gurame adalah ikan.

Jadi, gurame adalah berbau amis.

b. Semua karnivora adalah pemakan daging.

Harimau adalah karnivora.

Jadi, harimau adalah pemakan daging.

c. Semua burung adalah bersayap.

Elang adalah burung.

Jadi, elang adalah bersayap.

6. Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negative tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh :

a. Beberapa manusia berjiwa besar.

Tidak satu tumbuhan pun adalah manusia.

Jadi, (tidak ada simpulan).

b. Beberapa cobra adalah berbisa.

Tidak satu tumbuhan pun adalah cobra.

Jadi, (tidak ada simpulan).

c. Beberapa koruptor adalah penjahat.

Tidak seekor binatang pun adalah koruptor.

Jadi, (tidak ada simpulan).

2.2.2.2 Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Kalau premis minornya membenarkan antesede, simpulannya membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :

a. Jika beras dimasak, beras akan menjadi nasi.

Beras dimasak.

Jadi, beras menjasi nasi.

Jika beras tidak dimasak, beras tidak akan menjadi nasi.

Beras tidak dimasak.

Jadi, beras tidak akan menjadi nasi.

b. Jika plastic dibakar, plastik akan meleleh.

Plastic dibakar.

Jadi, plastic meleleh.

Jika plastik tidak dibakar, plastik tidak akan meleleh.

plastik tidak dibakar.

Jadi, plastik tidak akan meleleh.

c. Jika pakaian dicuci, pakaian akan menjadi bersih.

Pakaian dicuci.

Jadi, pakaianmenjadi bersih.

Jika pakaian tidak dicuci, pakaian tidak akan menjadi bersih.

Pakaian tidak dicuci.

Jadi, pakaian tidak akan menjadi bersih.

2.2.2.3 Silogisme Alternatif

Silogisme alternative adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative. Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternative, simpulannya akan menolak alternative yang lain.

Contoh :

a. Dia adalah seorang dokter atau guru.

Dia seorang dokter.

Jadi, dia bukan seorang guru.

Dia adalah seorang guru.

Dia bukan seorang dokter.

Jadi, dia seorang guru.

b. Dia adalah seorang nelayan atau petani.

Dia seorang nelayan.

Jadi, dia bukan seorang petani.

Dia adalah seorang petani.

Dia bukan seorang nelayan.

Jadi, dia seorang petani.

c. Dia adalah seorang pelajar atau pegawai.

Dia seorang pelajar.

Jadi, dia bukan seorang pegawai.

Dia adalah seorang pegawai.

Dia bukan seorang pelajar.

Jadi, dia seorang pegawai.

2.2.2.4 Entimen

Enthymeme, enthymema (Yunani) berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’. Silogisme ini muncul hanya dengan dua proposisi.

Contoh :

a. Semua petani adalah orang yang pandai berkebun.

Rudi adalah seorang petani.

Jadi, Rudi adalah orang yang pandai berkebun.

b. Semua pengangguran adalah orang yang malas.

Sari adalah seorang pengangguran.

Jadi, Sari adalah orang yang malas.

c. Semua polisi adalah orang berjiwa besar.

Rava adalah seorang polisi.

Jadi, Rava adalah orang berjiwa besar.